Dagang beda dengan bisnis walau sama-sama jual barang / jasa - Strategi Bisnis yang Cantik
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dagang beda dengan bisnis walau sama-sama jual barang / jasa

" Dagang beda dengan bisnis, walau keduanya pada dasarnya sama-sama melakukan kegiatan menjual barang/jasa, namun beda pada sistem pengelolaannya "

Pada masa awal sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter yaitu menukar barang dengan barang. 

Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran uang, uang sebagai alat tukar. Setiap barang dinilai atau diukur dengan uang. 

Berdagang adalah melakukan jual beli dan prosesnya untuk jangka pendek dan dilakukan secara pengulangan. 

Pembeli akan menukar uangnya dengan barang, begitu juga sebaliknya, penjual menukarkan barangnya dengan uang. 

Menurut KBBI, bisnis adalah usaha komersial dalam dunia perdagangan; bidang usaha; usaha dagang. 

Dagang menurut KBBI, adalah pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan

Berdagang : titik beratnya kepada hasil/keuntungan instan dan langsung dapat dirasakan.

Berbisnis : lebih menitik beratkan pada hasil jangka panjang yang lebih besar.


Baca juga : Artikel yang terkait

Silahkan gunakan fungsi Google Search Engine untuk mendapatkan informasi website lainnya yang lebih luas dan lengkap tentang bahasan ini


https://www.gankoko.com/2021/08/dagang-beda-dengan-bisnis.html
Gambar - Dagang beda dengan bisnis


Dagang beda dengan bisnis walau sama-sama menjual barang / jasa


Dagang beda dengan bisnis, Orang sering keliru memahami bahwa bisnis itu dagang, dagang merupakan bagian dari bisnis. 

Sesungguhnya dagang dengan bisnis sangatlah berbeda. Mungkin yang dipahami bahwa berdagang dan berbisnis itu adalah melakukan usaha untuk mendapatkan keuntungan. 

Dagang atau niaga adalah kegiatan memperjualbelikan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh laba. 

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. 

Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, atau pun masyarakat. 

"sibuk"  artian, mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan penghasilan. Dalam ekonomi kapitalis, bisnis umumnya dimiliki oleh pihak swasta. 

Bisnis dibentuk untuk menghasilan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. 

Pemilik bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang telah dikorbankan. 

Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan, contohnya, bisnis koperasi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan. 

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. 

Kata "bisnis" sendiri merujuk pada badan usaha. Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. 

Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian."  

Skup yang paling luas dan merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. 

Pemahaman makna sebenarnya dari dagang dan bisnis, membuat orang yang memiliki tujuan untuk melakukan usaha. 

Yang tidak pernah disadari, bahwa yang diperoleh dari berjualan selama bertahun-tahun tidak pernah meningkat. 

Mimpi jadi konglomerat pun terpeleset, tak akan pernah menjadi konglomerat. Orang yang melakukan bisnis tidak serta merta layak menyandang predikat pebisnis. 

Pedagang dan pebisnis sama-sama disebut CEO (Chief Everything Officer) atau melakukan semuanya sendiri. 

CEO dalam konteks bisnis adalah Chief Executive Officer yang berarti ia membutuhkan delegasi tugas.


a. Dagang 


Dagang beda dengan bisnis. Perkembangan hukum dagang di dunia telah berlangsung pada tahun 1000 hingga 1500 pada abad pertengahan di Eropa. 

Pedagang adalah orang atau badan membeli, menerima atau menyimpan barang dengan maksud untuk dijual. 

Berdagang adalah melakukan jual beli atau perniagaan, maka yang menjadi fokus utamanya adalah barang laku terjual dan mendapatkan keuntungan. 

Segala urusan mulai dari pengadaan barang hingga penjualan, ditangani langsung oleh pemilik. 

Fokus utama pedagang adalah barang laku terjual dan mendapatkan keuntungan. Pedagang yang hanya sebatas transaksi dan merasa sudah cukup. 

Pedagang dalam meraih untung setelah barang dagangannya laku. Segala urusan mulai dari pengadaan barang hingga penjualan, ditangani langsung oleh pemilik. 

Keuntungan yang didapatkan dari hasil perdagangan akan diputar untuk supply barang dagangan selanjutnya. 

Sehingga dalam proses usahanya merupakan proses jangka pendek, yang mengalami pengulangan. 

Dalam melakukan usahanya, pedagang menjualnya kembali dengan selisih harga, yang akan menjadi keuntungan. 

Hukum dagang adalah ilmu yang mengatur hubungan antara suatu pihak dengan pihak lain yang berkaitan dengan urusan-urusan dagang. 

Definisi lain menyatakan bahwa hukum dagang merupakan serangkaian norma yang timbul khusus dalam dunia usaha atau kegiatan perusahaan. 

Hukum dagang masuk dalam kategori hukum perdata, tepatnya hukum perikatan. Dagang berkaitan dengan tindakan manusia dalam urusan dagang. 

Hukum dagang juga berkaitan dengan hak dan kewajiban antar pihak yang bersangkutan dalam urusan dagang. 

Hukum dagang di Indonesia berdasarkan pada sumber hukum dagang, yakni 

  • Hukum tertulis yang sudah di kodifikasi-kan, 
  • Hukum tertulis yang belum di kodifikasi-kan hukum 
  • Kebiasaan


Pada hukum tertulis yang sudah di kodifikasi-kan, hal yang menjadi acuan adalah KUHD (Kitab undang-undang hukum dagang). 

Dalam KUHD dibahas tentang hak-hak dan kewajiban dagang. Selain KUHD, sumber lainnya adalah Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata). 

Pada hukum tertulis yang belum di kodifikasi-kan, ada 4 Undang-undang yang menjadi acuan. 

  • Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
  • Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
  • Undang-undang Nomor 32 tahun 1997 tentang Perdagangan 
  • Undang-undang Nomer 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan. 


Adapun pada hukum kebiasaan, hal yang menjadi sumber adalah Pasal 1339 KUH Perdata dan Pasal 1347 KUH Perdata.


b. Bisnis


Dagang beda dengan bisnis. Pebisnis (pengusaha) adalah orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan dan peluang bisnis. 

Mengumpulkan dan mengelola sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan. 

Memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengambil tindakan yang tepat, agar memastikan kesuksesan. 

Seorang pebisnis biasanya akan mempunyai mental yang sangat kuat dan juga tahan banting. Pebisnis juga telah terbiasa mendapat tekanan. 

Dalam berbisnis, pelaku bisnis akan memfokuskan diri untuk membangun brand image. 

Bisnis yang baik harus memiliki perencanaan yang matang dan ter organisasi sebagai bentuk dari sebuah pijak-kan yang kokoh. 

Pebisnis berupaya juga untuk membangun sebuah sistem, Sistem yang membutuhkan kerjasama berbagai pihak. 

Dengan sistem memudahkan bisnis untuk meraih lebih percepatan tanpa harus menunggu puluhan tahun dahulu. 

Pebisnis sukses harus memiliki "Strategi bisnis yang cantik " agar yang diharapkan dapat terwujud. 

Proses yang ditempuh, dalam berbisnis pelaku bisnis akan memfokuskan diri untuk membangun brand image

Pebisnis berupaya membangun sebuah sistem yang membutuhkan kerjasama berbagai pihak. 

Bisnis memiliki perencanaan yang matang dan ter-organisasi sebagai bentuk dari sebuah pijak-kan yang kokoh. 

Sistem yang berjalan dengan baik akan memudahkan dalam berbisnis, dengan kecepatan tanpa harus menunggu puluhan tahun dahulu. 

Pebisnis (pengusaha) butuh mendelegasikan tugasnya, sedangkan pedagang tidak percaya mendelegasikan tugasnya. 

Pendelegasian tugas pebisnis (pengusaha) ditandai dengan memiliki karyawan yang bisa mengambil keputusan. 

Di sinilah yang dimaksud dari percaya, antara ketidak kepercayaan dengan membentuk standar prosedur operasional dan memaparkan jobdesk (job description). 

Pebisnis (pengusaha) sering ditandai dengan menciptakan momentum. Artinya, Pebisnis selalu bergerak, tidak pasif, dan proaktif. 

Bergerak dalam hal apapun, membangun relasi, membuat event, apapun yang mendukung bisnisnya secara positif. 

Pebisnis memiliki risiko investasi yang lebih besar dari pada yang ditanggung oleh pedagang. Pebisnis belum tentu bisa mendapatkan keuntungan saat itu juga. 

Oleh sebab itu, Pebisnis bisa saja mengalami kegagalan yang besar saat usahanya belum bisa diterima oleh masyarakat. 

Mental antara pedagang dan pebisnis bisa menjadi salah satu perbedaan terbesar di antara mereka.


Dagang beda dengan bisnis pada sistem pengelolaannya


Dagang beda dengan bisnis, Perbedaan Pedagang dan Pengusaha walaupun pada dasarnya sebagian orang menganggap sama. 

Bila dikaji secara seksama, perbedaan pedagang dan pengusaha cukup signifikan. 

Salah satunya adalah pedagang hanya menginginkan dagangan laris terjual serta mendapatkan penghasilan. 

Sedangkan, pebisnis umumnya berpikir tentang perencanaan usaha dalam jangka panjang. 

Kebalikannya, kalau pebisnis hanya memiliki waktu yang sedikit untuk mengawasi usahanya. Waktu yang dimilikinya sudah habis untuk membangun relasi bisnis di mana-mana. 

Bisnis yang ia bangun sudah dijalankan sendiri oleh tim. Demikianlah ulasan mengenai beberapa perbedaan pedagang dan pengusaha yang perlu di ketahui. 

Berikut ini ulasan lengkap perbedaannya.


a. Cara melakukan usaha


Dagang beda dengan bisnis. Pedagang bisa menjadi langkah awal sebagai pebisnis, namun banyak pula yang seumur hidup terus-menerus menjadi pedagang. 

Pedagang tidak memiliki visi dan tidak mampu membangun perencanaan dari sistem bisnisnya. 

Pedang juga kurang bisa mengoptimalkan potensi seperti modal yang dimiliki untuk mengembangkan perdagangan. 

Seorang pebisnis pasti akan merencanakan usahanya dalam jangka pendek, jangka menengah dan juga dalam jangka panjang. 

Sedangkan, bagi pedagang, umumnya mereka tidak terlalu mementingkan sebuah perencanaan. Bagi pedagang jika dagangannya laku mereka sudah sangat senang. 

Sehingga tidak ada pemantauan yang detail terhadap keuntungannya seperti yang dilakukan oleh seorang pebisnis .


b. Cara Memandang konsumen


Dagang beda dengan bisnis. Seorang pedagang menganggap konsumen adalah orang yang akan memberikan dia uang. 

Pedagang akan berusaha “merebut” uang sebanyak-banyaknya dari konsumen dengan cara meningkatkan harga sehingga terjadilah proses tawar menawar. 

Seorang pebisnis lebih menjaga hubungan baik dengan konsumen. 

Pebisnis berusaha memberikan harga terbaik bagi konsumen dengan harapan konsumen puas dan menjadi pelanggan setia bagi dia. 


c. Cara mendapatkan uang


Dagang beda dengan bisnis. Seorang pedagang hanya mementingkan bagaimana untuk mendapatkan uang setiap harinya.

Guna melanjutkan berdagangnya di kemudian hari. Hanya seperti itu siklus-nya. Bisnis adalah alat untuk mencapai impian.

Seorang pebisnis juga memikirkan hal yang sama dan berkeinginan untuk mendapatkan penghasilan setiap harinya. 

Namun, seorang pebisnis secara terus-menerus memikirkan solusi dan membentuk sistem bagaimana caranya menghasilkan uang. 

Ada dua cara pikir untuk mendapatkan uang, yakni kerja keras dan kerja cerdas. Pedagang bekerja untuk mendapat uang, sedangkan pebisnis bekerja untuk membangun aset. 

Dari asetlah untuk mendapatkan uang. Menentukan aset yang ingin dimiliki membutuhkan visi. 

Setelah menentukan visi, maka muncul misi yang berupa strategi, perencanaan, target, dan sebagainya. 

Hukum alam dalam bisnis berarti meyakini proses, sedangkan pedagang biasanya menghindari proses. 

Proses yang dimaksud adalah membangun sistem, mendelegasikan tugas, dan sebagainya.


d. Sistem kerja


Dagang beda dengan bisnis. Pedagang itu merupakan sosok yang pekerja keras. Bukan berarti pebisnis tidak bisa bekerja keras. 

Yang membedakan, yakni pedagang menjalankan aktivitas usahanya sendiri dan tidak ada campur tangan orang lain.

Jika pengusaha, sudah memiliki sistem dan ada manajemen. Tugasnya hanya memantau kinerja tim atau karyawan-nya.

Pengusaha tidak menjalankan bisnisnya sendiri. Mereka memiliki tim yang membantu mengembangkan usahanya tersebut. 


e. Kebutuhan waktu


Dagang beda dengan bisnis. Seorang pedagang membutuhkan waktu yang banyak untuk menjalankan usahanya. Pedagang dalam menjalankan aktivitas sendiri. 

Pedagang memiliki waktu yang sedikit untuk berinteraksi dengan relasi karena waktunya telah habis digunakan untuk berdagang. 

Kebalikannya, kalau pebisnis hanya memiliki waktu yang sedikit untuk mengawasi usahanya. Waktu yang dimilikinya sudah habis untuk membangun relasi bisnis di mana-mana. 

Bisnis yang ia bangun sudah dijalankan sendiri oleh tim. Demikianlah ulasan mengenai beberapa perbedaan pedagang dan pengusaha yang perlu ketahui. 

Pedagang bisa menjadi langkah awal sebagai pebisnis, namun banyak pula yang seumur hidup terus-menerus menjadi pedagang. 

Selain pedagang tidak memiliki visi juga tidak mampu membangun perencanaan dari sistem usahanya. 

Pedagang tidak bisa mengoptimalkan potensinya, potensi seperti modal yang dimiliki untuk mengembangkan dagangan.


Sebagai penutup, diucapkan terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca artikel " Dagang beda dengan bisnis "

Untuk mendapat informasi lebih luas dan lengkap tentang topik ini, silahkan menggunakan Google Search Engine

Semoga artikel ini memberi manfaat serta inspirasi. Bila ada yang ingin mendiskusikan bisa klik " Contact Us "


Untuk melengkapi pemahaman tentang Dagang beda dengan bisnis, 
silahkan tonton video dibawah ini.

https://www.gankoko.com/2021/08/dagang-beda-dengan-bisnis.html
Video - Dagang beda dengan bisnis –
Apa Beda Pedangang  dan Pengusaha?



Post a Comment for "Dagang beda dengan bisnis walau sama-sama jual barang / jasa"