Pentingnya "Break even point" sebagai instrumen untuk pengambilan keputusan - Strategi Bisnis yang Cantik
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya "Break even point" sebagai instrumen untuk pengambilan keputusan


Pentingnya "Break even point" sebagai instrumen untuk pengambilan keputusan serta sebagai dasar untuk menggerakkan dan mengembangkan perusahaan.

Dalam dunia bisnis, Informasi merupakan sarana yang penting bagi manajemen untuk membantu menggerakkan dan mengembangkan kegiatan perusahaan. 

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi manajemen (Mulyadi, 1993). 

Dengan menggunakan informasi manajemen akuntansi maka, akan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.

Keputusan secara efektif, mengurangi ketidakpastian dan mengurangi risiko dalam memilih alternatif. 

Dengan menggunakan informasi manajemen ini, bisa dilakukan pengendalian manajemen. 

Hal ini disebabkan informasi akuntansi manajemen menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer.

Manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya.


Baca juga Artikel yang terkait

Gunakan Google Search Engine, Untuk mendapatkan alamat website lainnya yang terkait.


https://www.gankoko.com/2022/07/pentingnya-quotbreak-even-pointquot.html
Gambar - Pentingnya "Break even point"


Pentingnya "Break even point" sebagai instrumen


Pentingnya "Break even point". Break even point yang biasa disingkat BEP, yang di Indonesia sering disebut dengan titik impas.

Titik impas adalah salah satu bentuk dari sekian banyak informasi dari akuntansi manajemen.

Manajemen yang dipakai analisis hubungan antara: Revenue/Sales, Cost, Volume & Profit. 

Analisis break even point sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah penjualan.

Dengan kata lain dengan mengetahui break even point akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba.

Sehingga memudahkan bagi pemimpin untuk mengambil kebijaksanaan. Teknik analisis titik impas sudah umum bagi segenap pelaku bisnis. 

Hal ini sangat berguna di dalam pengaturan bisnis dalam cakupan yang luas, termasuk organisasi yang kecil dan besar. 

Ada 2 (dua) alasan mengapa para pelaku bisnis menerima alasan ini :

  • Analisis ini berdasarkan pada asumsi yang lugas. 
  • Perusahaan-perusahaan telah menemukan bahwa informasi yang didapat dari metode titik impas ini sangat menguntungkan di dalam pengambilan keputusan.

Break Even Point adalah suatu keadaan di mana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian.

Dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. 

Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel.

Dalam artian Volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. 

Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. 

Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.

Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. 

Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu :

  • Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kuantitas.
  • Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
  • Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungkin.

Dari ketiga langkah-langkah tersebut di atas tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan. 

Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat terhadap seluruh kegiatan operasi. 

Oleh karena itu struktur laba dari sebuah perusahaan sering di gambarkan dalam break even point.

Hal tersebut dapat memudahkan untuk memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan dan laba.

Menurut S. Munawir (2002) 
Titik break even point atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan = Total biaya). 

Menurut Abdullah (2004) 
Analisis Break even point disebut juga Cost Volume Profit Analysis. Arti penting analisis break even point bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan.

Hakekatnya Analisis Break even point  adalah sebagai berikut, yaitu :

  • Guna menetapkan jumlah minimal yang harus di produksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  • Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu.
  • Penetapan seberapa jauhkan menurunnya penjualan bisa di tolerir agar perusahaan tidak menderita rugi.
        
Menurut Garrison dan Noreen (2004) 
Break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, di mana break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol (0). 

Langkah pertama untuk menentukan break even adalah membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. 

Biaya Tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari jumlah penjualan dan biasanya ditetapkan berdasarkan kontrak, misalnya sewa gudang. 

Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan, bukan fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang.

Apabila perusahaan mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah break even point dalam perusahaan tersebut. 

Masalah break even point baru akan muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. 

Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan volume produksi perusahaan.

Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meski pun ada perubahan volume produksi.

Karena adanya unsur biaya variabel di suatu sisi dan unsur biaya tetap di sisi lain.

Perusahaan dengan volume produksi tertentu menderita kerugian karena penjualan hanya menutupi biaya tetap. 

Ini berarti bahwa bagian dari hasil penghasilan penjualan yang tersedia hanya cukup untuk menutupi biaya tetap tetapi tidak cukup menutupi biaya variabel-nya.

Volume penjualan di mana penghasilan total sama besarnya dengan biaya total-nya

Perusahaan tidak mencapai laba atau keuntungan dan tidak menderita kerugian disebut Break Even Point.


Pentingnya "Break even point" untuk dasar pengambilan keputusan


Pentingnya "Break even point". Asumsi-asumsi tersebut adalah ; Bahwa biaya pada berbagai tingkat kegiatan dapat diperkirakan jumlahnya secara tepat. 

Dengan demikian perubahan tingkat produksi dapat dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.

Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah :


  • Bahwa biaya pada berbagai tingkat kegiatan dapat diperkirakan jumlahnya secara tepat. Dengan demikian perubahan tingkat produksi dapat dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.
  • Biaya yang dapat diperkirakan itu dapat dipisahkan mana yang bersifat variabel dan mana yang merupakan beban tetap (fixed cost). Analisa Break even hanya dapat dihitung bilamana sebagian biaya merupakan beban tetap. Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi, artinya apa yang di produksi dianggap terjual habis. Dengan demikian tingkat persediaan barang jadi tidak mengalami perubahan, atau perusahaan sma sekali tidak menyediakan stock barang jadi.
  • Harga jual produk perusahaan pada berbagai tingkat penjualan tidak mengalami perubahan. Ini berarti pasar-nya demikian sempurna atau bahwa share pasaran perusahaan sedemikian kecilnya sehingga tidak akan mampu merubah harga pasar yang terjadi.
  • Efisiensi perusahaan pada berbagai tingkat kegiatan juga tidak berubah, sehingga biaya variable setiap unit produk sama untuk berbagai volume produksi.
  • Tidak terdapat perubahan pada berbagai kebijakan pimpinan yang secara langsung berpengaruh terhadap beban tetap keseluruhan. Dengan demikian biaya tetap keseluruhan juga tidak berubah.
  • Perusahaan dianggap seakan-akan hanya menjual satu macam produk akhir. Bilamana dalam kenyataannya produk yang dibuat lebih dari satu macam, maka sales mix dipertahankan tetap sama.


Di dalam kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak dapat dipenuhi. 

Namun demikian perubahan asumsi ini tidak mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP sebagai suatu alat bantu pengambilan keputusan. 

Hanya saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam penggunaannya.




Sebagai penutup, diucapkan terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca artikel " Pentingnya "Break even point" sebagai instrumen untuk pengambilan keputusan "

Untuk mendapat informasi lebih luas dan lengkap tentang topik ini. Gunakan Google Search Engine

Semoga artikel ini memberi manfaat serta inspirasi. Bila ada yang ingin mendiskusikan bisa klik " Contact Us "


Untuk melengkapi pemahaman tentang Pentingnya "Break even point"
tonton video di bawah ini.


https://www.gankoko.com/2022/07/pentingnya-break-even-point.html
Video - Pentingnya "Break even point" -
Cara Menghitung Break Even Point (BEP) |
Analisis dan Contoh Kasus

Post a Comment for "Pentingnya "Break even point" sebagai instrumen untuk pengambilan keputusan"