Akuntansi - sebagai system informasi | Bagian 2
Akuntansi - sebagai system informasi | Bagian 2, Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan penting.
Informasi keadaan keuangan saat ini atau masa lalu memiliki
nilai prediksi, bisa menjadi dasar prediksi keberlangsungan
perusahaan dimasa yang akan datang.
Sebagai sebuah prediksi yang di dapat dari proses
Akuntansi untuk melakukan pembenaran atau penolakan
terhadap perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya.
Laporan Akuntansi merupakan Informasi yang
harus disampaikan sesegera mungkin untuk menjadi bahan sebagai
pengambilan keputusan oleh para pemakai informasi.
Laporan Akuntansi harus dapat dibandingkan disini
adalah bahwa laporan keuangan dapat dengan mudah untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan antar perusahaan
Baca juga :
Artikel
terkait
Tak lupa di ucapkan Terima kasih, telah berkunjung di artikel
ini. Mohon kiranya mau memberikan komentar di akhir artikel ini.
![]() |
Akuntansi - Menyampaikan secara tepat waktu dengan keakuratan |
Keakuratan informasi akuntansi
Akuntansi - sebagai system informasi | Bagian 2. Sistem informasi akuntansi dapat mendukung otomatisasi
pengolahan data dalam jumlah yang besar.
Dan menghasilkannya secara tepat waktu dengan keakuratan
informasi. Awal mula sistem informasi akuntansi dirancang untuk
fungsi penggajian.
sistem informasi akuntansi yang utama dikembangkan
secara "in-house" sebagai sistem yang bersifat
warisan
Seperti solusi yang mahal untuk dikembangkan dan sulit
untuk dipertahankan.
Oleh karena itu, para praktisi akuntansi memilih
pendekatan manual daripada berbasis komputer.
1. Konsep-konsep dasar laporan akuntansi
Akuntansi - sebagai system informasi | Bagian 2. Untuk perusahaan perseorangan dan usaha bersama hendaknya
dibuat satu pos.
Prive (pengambilan pribadi). Pemindahan harta dari perusahaan ke pemilik harus melalui
transaksi pembagian laba.
a. Konsep Entitas Usaha
Akuntansi. Konsep entitas usaha penting karena
membatasi data transaksi dalam sistem
akuntansi terhadap data yang berhubungan langsung
dengan kegiatan usaha.
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan
dengan pemilik, agar laporan Akuntansi menjadi
real.
b. Konsep Kelangsungan Usaha
Akuntansi. Konsep ini menghendaki adanya dasar
pemikiran bahwa suatu perusahaan didirikan untuk jangka waktu
tak terbatas.
c. Konsep Dasar Keuangan
Akuntansi. Konsep ini menghendaki agar penyusunan
laporan keuangan menggunakan kesatuan unit pelaporan (unit
keuangan setempat antara lain: rupiah, dollar, dan
sebagainya).
Sehingga ada kesatuan pemahaman dari pembaca laporan keuangan
yang dihasilkan dari proses akuntansi.
d. Konsep Realisasi Penghasilan
Akuntansi. Konsep ini menyatakan bahwa realisasi
penghasilan adalah ketika adanya penjualan atau penyerahan
jasa, bukan saat pembayarannya.
e. Konsep Harga Pokok
Akuntansi. Konsep ini menghendaki adanya pengukuran
aset sebesar nilai perolehan awal (historical cost)
Dan pengakuan kewajiban sebesar nilai yang harus dibayar
ketika jatuh tempo.
f. Konsep membandingkan antara penghasilan dan biaya
Akuntansi. Konsep ini menghendaki adanya ketetapan
dalam menandingkan penghasilan satu periode buku dengan biaya
untuk memperoleh penghasilan tersebut.
Penghasilan yang melebihi satu periode tidak diperkenankan
untuk ditandingkan dengan biaya yang melebihi satu periode
Akuntansi.
g. Konsep konsistensi
Akuntansi. Konsep ini menghendaki penggunaan
metode-metode secara tepat dari satu periode ke periode
selanjutnya.
Jika terpaksa diadakan perubahan untuk memberi manfaat pada
system akuntansi khususnya laporan keuangan.
Maka harus diberikan penjelasan mengenai pengaruhnya terhadap
laporan Akuntansi tersebut.
h. Konsep penjelasan / pengungkapan
Akuntansi. Konsep ini menghendaki agar laporan
keuangan mencakup informasi yang diperlukan untuk penyajian
yang terbuka.
Sehingga tidak membuat pembaca keliru menafsir laporan
keuangan tersebut.
i. Konsep materialitas
Akuntansi. Materialitas merupakan pelengkap dari
konsep penjelasan. Dalam konsep ini dikehendaki bahwa hal-hal
yang material (dipandang berbobot).
Baik jumlah maupun keadaannya, memerlukan penjelasan yang
memadai.
j. Konsep hati-hati
Akuntansi. Dalam laporan keuangan tidak diperkenankan
menunjukkan aset di atas harga pokoknya, demikian juga kewajiban.
Konsep ini menghendaki kecenderungan minimalisasi pencantuman
modal.
Akuntansi menetapkan bahwa laba atau penghasilan
tidak bisa diakui sebelum direalisasi.
Sedangkan rugi/kewajiban harus diakui begitu bisa
diperkirakan.
k. Konsep biaya
Konsep objektivitas
Konsep ini menghendaki bahwa semua pos yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Hal itu harus didukung oleh bukti-bukti yang objektif (bukti yang dapat diterima kebenarannya).
Konsep ini menghendaki bahwa semua pos yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Hal itu harus didukung oleh bukti-bukti yang objektif (bukti yang dapat diterima kebenarannya).
Konsep unit pengukuran
Yaitu seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang
Baca juga : Usaha sampingan – Peluang yang menjanjikan
![]() |
Akuntansi - dirancang untuk mendukung laporan keuangan |
2. Landasan dasar peraturan penyelenggaraan akuntansi
Akuntansi - sebagai system informasi | Bagian 2. Kewajiban penyelenggaraan pencatatan (akuntansi) di
Indonesia diatur dalam :
a. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 6 ayat (1)
yang mana mewajibkan kepada setiap orang yang menjalankan
perusahaan untuk menyelenggarakan catatan akuntansi,
sehingga sewaktu-waktu dapat diketahui segala hak dan
kewajibannya.
Selain itu dalam KUHD Pasal 6 ayat (2) dinyatakan bahwa
pengurus setiap tahun diwajibkan membuat neraca dan
laporan-laporan lain yang harus selesai dibuat dalam jangka
waktu selambat-lambatnya enam bulan tahun
berikutnya.
b. UU No.16 Tahun 2000 tentang ketentuan umum dan tata cara
perpajakan pasal 28 “orang pribadi atau badan usaha
(perusahaan) yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.”
3. Pemakai Informasi Akuntansi
Akuntansi - sebagai system informasi | Bagian 2. Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mendukung semua
fungsi akuntansi
Berbagai kegiatan perusahan termasuk auditing,
akuntansi keuangan & pelaporannya, manajerial/
manajemen akuntansi dan pajak.
Pemakai/pengguna informasi akuntansi dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu pihak internal dan pihak
eksternal.
a. Pihak Internal
Akuntansi. Mereka adalah pemakai
informasi dari dalam perusahaan itu
sendiri. Contohnya Pimpinan Perusahaan (direktur, manajer,
kepala bagian ).
b. Pihak Eksternal
Akuntansi. Yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan dari pihak eksternal
meliputi :
- Kreditor
- Pemilik perusahaan
- Pemegang saham/investor
- Pemerintah
- Pelanggan
- Masyarakat.
4. Kualitas Informasi Akuntansi
Akuntansi - sebagai system informasi | Bagian 2. Sistem informasi akuntansi memproses berbagai
transaksi keuangan
Serta transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi
pemrosesan transaksi keuangan dalam proses
Akuntansi.
Integrasi informasi bersama dan mampu mengakses data yang
sama serta melaksanakan proses bisnis secara
kompleks.
Dengan penerapan sistem informasi akuntansi, banyak
perusahaan yang telah mengeleminasi keahlian rendah, peran
transaksional dan operasional akuntansi.
Sebuah informasi akuntansi dianggap berkualitas jika
memenuhi persyaratan :
a. Perbandingan antara manfaat dan biaya
Berarti biaya pembuatan laporan informasi
akuntansi tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh
pihak pengguna informasi.
b. Dapat dipahami
Berarti laporan dari proses Akuntansi yang dibuat harus sesuai dengan pemahaman pihak
pengguna.
c. Relevan
Berarti laporan informasi akuntansi bisa berguna secara
langsung dalam pengambilan keputusan.
d. Dapat dipercaya
Berarti informasi akuntansi dapat diuji, netral, dan
menyajikan keadaan yang sebenarnya.
e. Nilai prediksi
Berarti data laporan dari proses Akuntansi yang ada saat
itu bisa dijadikan dasar prediksi di masa depan.
f. Umpan balik
Akuntansi. Berarti berupa penerimaan, penolakan, atau
pengambilan peluang di masa lalu.
g. Tepat waktu
Berarti informasi akuntansi yang diberikan harus tepat
waktu agar pengambilan keputusan tidak tertunda.
h. Dapat diperbandingkan dan konsisten
Berarti informasi akuntansi harus bisa diperbandingkan
agar mengetahui persamaan dan perbedaan dengan perusahaan
sejenis.
i. Materiality
Berarti tidak menimbulkan kekeliruan dalam laporan keuangan
dari proses Akuntansi pengambilan keputusan.
Sebagai penutup, diucapkan terima kasih telah meluangkan
waktunya untuk membaca artikel " Akuntansi - sebagai system informasi | Bagian 2. "
Lanjutkan ke
Bagian 3
Untuk melengkapi pemahaman tentang Akuntansi, silahkan
tonton video dibawah ini.
Semoga artikel ini memberi manfaat serta menginspirasi. Bila
ada yang ingin mendiskusikan bisa mengklik "
Contact Us
"
Baca juga : Kemandirian berbisnis - Langkah bijak dan berani
AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI
Baca juga : Strategi pemasaran - Efektif saat ini | Bagian 1
![]() |
Akuntansi |
Comments
Post a Comment
Terima kasih, telah membaca dan memberi komentarnya
Semoga Artikel ini memberi inspirasi dan bermanfaat.